Monday, April 02, 2012

Apakah kamu bahagia saat ini?


"Aku bakal bahagia banget kalau aku bisa beli iPad 3 saat ini"

"Gw baru bahagia kalau dia bisa jadi pacar gw"

"Bahagia adalah bisa pulang malem ini tanpa kejebak macet"


Pasti macam-macam jawaban yang muncul saat pertanyaan tersebut dilontarkan pada kita. Jawaban di atas juga manusiawi banget, ngga ada yang salah. Cumaaannnn....kali ini saya mau berbagi pemikiran yang saya anggap ideal buat mengidentifikasi apa itu bahagia.

Mungkin ada yang berpendapat, bahagia itu ngga bisa dan ngga perlu diidentifikasi atau dicari-cari artinya. Karena bahagia itu kan hanya bisa dirasakan, jadi kenapa musti repot diartiin.

Ya silakan sih, ngga papa kalo ada yang bilang gitu, pokoknya saya tetep mau berbagi -- maksa abiss dah, xixixi.

Jadi yaa temen-temen dan sodara-sodara sekalian, menurut buku primbon yang saya baca, bahagia adalah sebuah kesadaran tentang perasaan mengalami kemajuan. Mengapa harus kemajuan? Ya karena kita hidup. Segala yang hidup mengalami pergeseran atau bahasa kerennya transformasi. Kita ngalamin yang namanya pergantian hari, dari senen, selasa, rabu, trus kamis, trus jumat. Kita bersekolah, naik kelas sampai tau-tau udah lulus SMA. Trus kita melanjutkan ke jenjang yang lain, bekerja, menikah, punya anak... YEP! kita maju...

Begitu pula dalam mengartikan kebahagiaan sebagai kesadaran tentang perasaan mengalami kemajuan. Apapun bentuk kesadaran itu, misalnya mendapatkan sesuatu, memiliki sesuatu, meraih sesuatu.... yang pasti semua orientasinya adalah maju, kita punya tujuan. Karena kalau kita mengalami kemunduran maupun keadaan diam alias stuck, dapat dipastikan kita ngga bahagia, gundah gulana, galau!

Ngga berhasil dapat iPad, ngga bahagia.

Ngga berhasil jadiin si doi pacar, gundah.

Bete gara-gara macet ga kelar-kelar, galau.

Kata buku primbon, untuk dapat merasa bahagia, merasa bahwa ada kemajuan di diri kita, kita harus tahu (1) apa yang kita pengenin (2) gimana posisi kita sekarang (3) trus gimana caranya kita meraih apa yang kita pengenin.

Ah masa sih?

Ya misalnya nih kita dapet iPad, trus bahagia. Itu karena kita tahu bahwa kita pengen iPad, trus semenit yang lalu kita belum punya iPad dan kita tahu cara dapetin iPad, entah itu gara2 minta ke ortu, beli pake kartu kredit atau ngirim undian terus menang.

Orang-orang yang tahu bagaimana caranya berbahagia, secara ngga sadar telah menerapkan rumus tersebut. Saya pernah mencoba menanyakan pertanyaan tersebut 3 tahun yang lalu terhadap 10 orang-orang terdekat saya. Kalau ada yang mau tahu apa jawaban mereka, bisa cek di bawah ini.

Kalau ngga kebaca, bisa baca langsung di FB saya, Hanna Laila Dewi. ^__^

Dari tulisan tersebut mungkin kita bisa menilai bagaimana masing-masing orang mengartikan kebahagiaan sesuai dengan rumus di atas.

Ngomong-ngomong, kapan waktu yang tepat buat bahagia?

Waktu dapet iPad? dapat pacar baru? atau lepas dari kemacetan? hmmm boleh-boleh aja. Tapi saya usul agar kita berbahagia mulai dari sekarang, saat ini juga. Mengapa harus sekarang? Saya juga ngga ngerti apa jawaban pastinya. Habisnya, apakah kalau kita ngga dapat iPad lantas kita harus ngga bahagia; apa kalau ngga dapetin si doi jadi pacar, trus ngga bahagia; seumpama terjebak macet apa kita musti bete selamanya...

Ternyata, setelah saya baca-baca buku primbon dan berteori macam-macam, saya pikir kemajuan yang dimaksud adalah kemajuan yang lebih bersifat filosofis. Yakni kemajuan batin, bagaimana dari hari ke hari kita merasa bersyukur dengan apa yang kita dapat atau tidak kita dapat. Lebih dewasa, lebih bijak dan lebih bersyukur dari sebelumnya dalam mencapai keinginan dan kebutuhan, itulah kemajuan yang dimaksud.

Udah ah sharingnya. Anyway saya berharap temen-temen dan sodara-sodara semua berbahagia saat ini, nanti dan seterusnya; dengan apa pun keinginannya; dan dengan siapa pun meraihnya :)



2 comments:

Rininas said...

Ckckckckkk... Kesambet apa ni anak..?

author said...

top markotop tenan tulisane.. :D