Tanggal ini, 21-12-2012 konon adalah hari terakhir bagi Suku Maya. Mereka meyakini bahwa kiamat seharusnya terjadi hari ini. Kok seharusnya? Karena sekarang pukul 05.45 waktu Indonesia bagian kamar, saya masih bisa mengetik postingan ini, jelas bahwa ramalan tersebut masih belum terjadi.
Di postingan saya sebelumnya, saya menyebutkan satu bagian dari kitab suci agama Islam yaitu Surat Al Waqiah. Teman-teman yang membaca postingan tersebut mungkin merasa ganjil ketika amarah saya reda begitu saja begitu membaca terjemahan surat itu. Sebetulnya, apa yang dikatakan Tuhan saya di Surat Al Waqiah?
Jawabannya akan saya coba ulas di postingan ini, pastinya dengan sudut pandang sangat subyektif. Saya juga mohon maaf bila sekiranya postingan ini tidak berkenan bagi pembaca. Tidak ada maksud lain, selain hanya sharing cerita saja.
Waqi'ah adalah nama lain dari Kiamat. Di kitab Al Qur'an, Allah menyebut 'Kiamat' dengan berbagai istilah. Beberapa diantara istilah lainnya adalah Qori'ah dan Qiyamah. Secara garis besar, Al Waqi'ah menceritakan mengenai nasib bangsa manusia setelah Kiamat itu terjadi, lebih kepada ganjaran yang akan diterima setelah dihisab atau dihitung amalannya.
Setelah Kiamat terjadi dan setelah dihisab tadi tentu saja, bangsa manusia dibagi menjadi tiga golongan: pertama, golongan kanan; kedua, golongan kiri dan ketiga, golongan orang-orang beriman. Golongan tersebut dibagi berdasarkan amalan dan ganjaran apa yang akan diterima.
Penjelasan di Al Waqiah dimulai atas orang-orang beriman terlebih dahulu. Siapa saja yang dikategorikan orang beriman? Mereka adalah "segolongan besar orang-orang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian". Saya mengasumsikan bahwa orang-orang terdahulu adalah yang hidup di masa Nabi Muhammad dan pendahulu-pendahulunya, sementara orang kemudian merupakan sebutan bagi kaum yang hidup setelah Nabi termasuk kita-kita ini. Kenapa ya kaum kita hanya sedikit yang masuk golongan ini?
Golongan pertama adalah golongan yang akan ditempatkan di Jannatun Na'im (Surga Kenikmatan) dan paling dekat dengan kedudukan Allah. Dijelaskan pula bagaimana kondisi dan kenikmatan di surga ini adalah yang paling yahud dari surga-surga yang lain. Saya curiga, jangan-jangan Nabi dan Rosul juga tinggalnya di surga ini. Pantesan tampak susah masuk ke golongan ini.
Golongan kedua adalah golongan kanan. Siapa mereka? Mereka adalah "sebagian besar orang-orang terdahulu dan segolongan besar pula dari orang-orang kemudian". Ganjaran buat mereka adalah menghuni surga lain selain Jannatun Na'im. Tentu dengan kenikmatan yang tak kalah oke.
Golongan ketiga, golongan kiri, mereka adalah "orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian yang sebelum kiamat hidup bermewahan, terus menerus mengerjakan dosa besar dan tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan setelah mati". Ganjarannya adalah neraka, seram sekali penjelasan kondisi neraka di Surat Al Waqiah.
Sebagian akhir dari Al Waqiah berisi semacam "Big Irrefutable Retorical Questions", mengapa bangsa manusia meragukan dan meremehkan Tuhan, padahal telah jelas bukti-bukti keberadaan dan kekuasaan-Nya. Ini nih contoh pertanyaannya:
"Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?
Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang (sambil berkata): Sesungguhnya kami benar-benar mendertia kerugian" (QS. Al Waqi'ah: 63-66)
Apa yang saya rasakan dalam postingan sebelumnya adalah satu bentuk goyahnya keyakinan saya terhadap kuasa Tuhan yang dibantah telak dengan banyak Retorical Questions tersebut. Maka dari itu saya langsung diam seribu bahasa dan mohon ampun pada Tuhan atas keragu-raguan saya.
Well, apapun, itu tadi terbatas pengalaman spiritual saya. Tapi kalau ingat keyakinan saya akan hari Kiamat, tentu saya ingin masuk surga dan saya tahu itu tidak gampang, bahkan mungkin jalannya harus banyak ditempuh dengan banyak kesabaran dan keikhlasan atas kondisi yang tidak kita inginkan. Itulah kenapa, seperti saya pernah dengar, surga banyak dihuni oleh orang miskin yang ikhlas menghadapi hidupnya. Lantas kenapa saya menjadi begitu sombong dan tidak mensyukuri kondisi saya saat ini?
No comments:
Post a Comment