Kurang lebih dua tahun yang lalu, penonton susah menemukan tayangan berbau musik di televisi, kecuali Global TV yang setia berkolaborasi dengan MTV menayangkan MTV Ampuh dan sebagainya. Padahal bila diadakan kilas balik, penonton pasti masih ingat dengan Clear Top Ten dan Delta. Meski sama-sama ditayangkan oleh RCTI, dua acara itu lumayan membawa angin segar variasi acara televisi, terutama bagi penikmat musik. Ada juga ANTV, kalau tidak salah, yang waktu itu berkolaborasi dengan Channel V menayangkan video tanpa presenter yang menyertai. Pengetahuan penonton akan musik dalam maupun luar negri dijamin update.
Di tengah-tengah keterbatasan acara musik di televisi, SCTV muncul dengan Inbox berdurasi sekitar satu jam. Sayangnya entah mengapa Inbox hanya menyajikan musik dalam negeri. Kendati demikian, cukuplah, aku yg waktu itu sedang mengerjakan skripsi dan dijelang saat-saat menganggur, terhibur dengan Inbox. Ada sih tambahan acara musik, tapi tidak rutin misalnya Karnaval SCTV dan TOP HITS RCTI. Tapi gak begitu suka acara yg live begitu.
Tapi tak mau kalah dengan SCTV, tau-tau RCTI melempar Dahsyat dengan konsep yang bagus. Aku pikir dana yang dibutuhkan untuk menyewa lokasi dan membuat panggung outdoor seperti di Inbox bisa dihemat oleh Tim Dahsyat dan dialokasikan untuk membayar presenter sekelas Luna Maya, Olga dan Raffi yang lagi naik daun. Terbukti mereka bertiga akhirnya yang mendongkrak rating acara tsb. Gaya mereka kocak, interaktif dan kompak membuat penonton begitu terhibur. Selain itu, bintang tamu yg dihadirkan beragam setiap harinya jarang sekali sama.
Inbox yang lebih dulu ada malah monoton menghadirkan The Sisters, Ardina Rasty dan The Aldys, sampai aku bosan dibuatnya. Dahsyat dengan durasinya yang lebih panjang berhasil menghadirkan lebih banyak video musik.
Tayangan musik lainnya bermuculan, sebut saja Kiss Vaganza dari Indosiar, On The Spot dari Trans 7 dan Derings dari Trans TV. Hohoho, tampaknya musik kini jadi dagangan yang laris manis kembali, karena band-band lebih cepat bermunculan daripada dekade sebelumnya.
Bagus, bagus, hidup jadi lebih berwarna dengan banyak acara musik. Tapi aku masih menunggu stasiun TV yang berani membeli musik-musik dari luar negeri dan membuat pengetahuan musik luar penonton televisi juga ter-upgrade.
Monday, March 09, 2009
Kisah sebuah nama
Nama, satu hal yang susah untuk kuingat. Kenalan sama orang, tidak sampai beberapa detik kemudian sudah lupa lagi namanya. Parahnya yang aku ajak kenalan itu malah justru ingat namaku. Yang namanya artis, kalau tidak ku idolakan, aku tidak akan hafal namanya. Makanya aku suka heran sama orang-orang yang hafal hampir segala jenis artis, terlebih aktris atau aktor Hollywood. Teman-teman sekolah banyak yang kenal aku dan tahu namaku, tapi payahnya ketika diajak ngobrol aku lupa siapa namanya.
Suatu ketika ada juga yang nostalgia karena ternyata satu almamater SMA denganku, eh aku ditanya siapa nama wali kelasku, aku lupa. Siapa guru Fisika, Bahasa Inggris dan guru olahraga, lupaaa semua.
Kata orang, otak manusia sebenarnya kapasitasnya begitu besar, tapi mengapa untuk mengingat sebuah nama saja susahnya minta ampun. Maafkan aku.
Suatu ketika ada juga yang nostalgia karena ternyata satu almamater SMA denganku, eh aku ditanya siapa nama wali kelasku, aku lupa. Siapa guru Fisika, Bahasa Inggris dan guru olahraga, lupaaa semua.
Kata orang, otak manusia sebenarnya kapasitasnya begitu besar, tapi mengapa untuk mengingat sebuah nama saja susahnya minta ampun. Maafkan aku.
Subscribe to:
Posts (Atom)