Pernikahan menyikap tabir rahasia...
Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,
setaqwa Aisyah, apalagi setabah Fatimah.
Sedangkan kamu suami yang menikahinya,
tidaklah semulia Muhammad, setaqwa Ibrahim
Setabah Ayyub, segagah Musa, apalagi setampan yusuf,
kalian hanyalah manusia akhir jaman yang punya cita-cita menjadi shalih
dan membangun keturunan yang shalih
Sesungguhnya pernikahan
menginsyafkan kamu betapa perlunya iman dan taqwa
serta mengajari kamu untuk meniti kesabaran
dalam menggapai ridho Illahi
(disalin dari Kata-Kata Mba Lilis Suryani dengan sedikit perubahan)
Selamat menempuh hidup baru Mba Lilis dan Mas Adhi
Wednesday, April 21, 2010
Tuesday, April 13, 2010
Dear God
Akhir-akhir ini aku kembali mengalami kesulitan meneguhkan keputusanku, lebih susah dari membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Malahan aku curiga jangan-jangan ini sekedar rasa penasaranku saja.
Aku menginginkan sesuatu, aku membutuhkannya. Aku belum yakin hal itu sudah benar-benar hilang atau belum. Satu yang pasti, hal itu belum aku miliki sepenuhnya.
Ya Allah, aku tahu bila aku meminta hal itu pada-Mu, Engkau tidak akan segan untuk mengabulkannya.
Tapi permasalahannya apa aku siap untuk menerima semua konsekuensinya dan bertanggungjawab atasnya? Apa hal itu memang baik bagiku? Apakah semua akan baik jadinya ketika aku tahu ini hanya karena aku penasaran?
Sebaliknya, bagaimana aku tahu semua itu ketika aku tak memilikinya? Aku bahkan sempat menyatakan siap dengan baik-buruknya, sebab tak ada hal lain terbersit kecuali aku berniat menerima semua apa adanya. Mungkin aku butuh kesempatan lagi Ya Allah.
Maafkan aku untuk selalu bertanya-tanya dan memprotes semuanya. Inilah aku Ya Allah, aku sedang belajar bersyukur, pun masih terseok-seok dalam menjalaninya.
Aku butuh jawaban untuk mengerti diriku sendiri Ya Allah. Sampaikanlah melalui mimpi di malam nanti atau lewat serangkaian pertandamu di esok hari.
Terima Kasih Allah.
Aku menginginkan sesuatu, aku membutuhkannya. Aku belum yakin hal itu sudah benar-benar hilang atau belum. Satu yang pasti, hal itu belum aku miliki sepenuhnya.
Ya Allah, aku tahu bila aku meminta hal itu pada-Mu, Engkau tidak akan segan untuk mengabulkannya.
Tapi permasalahannya apa aku siap untuk menerima semua konsekuensinya dan bertanggungjawab atasnya? Apa hal itu memang baik bagiku? Apakah semua akan baik jadinya ketika aku tahu ini hanya karena aku penasaran?
Sebaliknya, bagaimana aku tahu semua itu ketika aku tak memilikinya? Aku bahkan sempat menyatakan siap dengan baik-buruknya, sebab tak ada hal lain terbersit kecuali aku berniat menerima semua apa adanya. Mungkin aku butuh kesempatan lagi Ya Allah.
Maafkan aku untuk selalu bertanya-tanya dan memprotes semuanya. Inilah aku Ya Allah, aku sedang belajar bersyukur, pun masih terseok-seok dalam menjalaninya.
Aku butuh jawaban untuk mengerti diriku sendiri Ya Allah. Sampaikanlah melalui mimpi di malam nanti atau lewat serangkaian pertandamu di esok hari.
Terima Kasih Allah.
Subscribe to:
Posts (Atom)