Aku pernah membayangkan bahwa suatu saat sahabatku satu persatu akan menapaki kehidupan baru mereka. Seolah mereka berkata; kini ada sekat di antara kita. Dan aku merasa menjadi seorang yang terusir.
Tapi seharusnya aku tidak perlu takut. Karena nanti aku pun akan menempuh jalan yang sama. Aku akan memiliki kehidupan baru yang tak kalah menyenangkan, meski akan jarang ada janji karaoke, bilyard, hang-out, charity dan segala macam ke-asikan kaum muda.
Kelak, aku memang tidak perlu takut. Karena akan terlihat tiga empat pasang asik bersenda gurau di sudut rumah salah seorang sahabat, sementara di ruangan lain terdengar riuh suara anak-anak, sedang berebut mainan...
Tuesday, September 08, 2009
Monday, September 07, 2009
Tawa di Sela Perpisahan
Cirebon, Juni 2009 |
senyum ceria saat pagiku tiba,
senandung rindu kala siangku datang,
nina boboku saat malam menjelang.
Bagiku kau istimewa,
menyayangimu begitu sederhana,
memahamimu tak perlu banyak kata,
senyumanmu selalu segarkan jiwa.
Pertemuan kita istimewa,
ketertarikan kita istimewa,
hari-hari bersamamu istimewa,
namun jarak antara kita pun istimewa.
Bagiku kau istimewa,
jikalau jarak tak pernah bersahabat dengan kita,
aku menerimanya,
karena bagiku kau istimewa...
dan aku ingin kau bahagia.
***
Aku tidak ingin membuat siapa pun sakit hati, aku tak berniat menjadikan siapa pun cemburu, aku juga tidak bermaksud mengistimewakan semua yang akhirnya tidak membuat siapa pun merasa istimewa karenanya.
Aku hanya ingin menunjukkan, bahwa ketika aku menyayangi seseorang, entah dia keluargaku, temanku, atau seorang lelaki; aku bersungguh-sungguh menyayanginya. Meski kenyataan kadang tidak sesuai harapan, aku ingin kita semua merasa bahagia pernah menyayangi satu sama lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)